Wednesday 2 November 2011

gantungkan pada gantungan kunci


Sering dapet oleh-oleh gantungan kunci dari teman atau saudara?

Sepertinya memang gantungan kuncilah oleh-oleh yang paling tepat, murah dan awet, meski mungkin tidak semua orang menganggap gantungan kunci adalah barang penting dan oleh-oleh yang berharga. Demikian juga bagi sang pemberi oleh-oleh, mungkin hanya sekedar biar ada kesan dan tidak di bilang pelit ataupun sombong karena tidak membawa oleh-oleh. Hingga akhirnya oleh-oleh berupa gantungan kunci itu mungkin bisa berakhir dengan kemanfaatan sebagai fungsinya atau hanya diletakkan di sembarang tempat karena sudah saking banyaknya oleh-oleh berbentuk serupa yang kita dapat dari orang lain, karena tidak semua barang memiliki kunci dan harus ada gantungan kuncinya toh.

Tapi mungkin gantungan kunci bisa berkesan bila ada hal-hal berikut: yang memberinya adalah seseorang yang spesial hingga di simpan dalam peti yang bergembok (lebay :D) atau gantungan kuncinya terbuat dari emas sehingga sayang buanget kalo di buang (emang ada y yang kasih oleh2 begini?).

Coba bayangkan bila kamu jadi si gantungan kunci, sendirian, terpisah dari rombongan, di bawa pergi jauh dari tempatnya berasal yang kemudian dalam hatinya berdo'a agar bisa dipertemukan kembali dengan teman-temannya yang lain. Mungkin terdengarnya klise, tidak mungkin dan bahkan hanya seperti dongeng anak-anak saja, namun apabila iya pernahkah terfikir kalau si gantungan kunci akan membawa pemilik barunya bersamanya bila sang pemilikpun 'menggantungkan' keinginan melaluinya.

Dahulu ada seorang teman yang memberikan oleh-oleh sebuah gantungan kunci kepadaku ketika dia baru saja kembali dari jogja, saat itu ku berfikir sepertinya jauh adanya kemungkinan untuk bisa ke jogja sekalipun mungkin, namun entah kenapa sepertinya gantungan kunci itu membantu meyakinkan ku bahwa itu semua mungkin, terlepas dengan bagaimana bisa berangkat ke sana, dalam rangka apa dan kapan waktunya. Hingga akhirnya kesempatan itupun datang juga, meskipun ia datang ketika keyakinan itu sudah hampir pupus. Di sinilah aku berada sekarang, jogja yang entah dasar apa dan entah keinginan apa hingga kota ini akhirnya menjadi salah satu yang ingin ku tuju.

Menggantungkan pada sang gantungan kunci bukan berarti menjadikannya jimat yang harus selalu di simpan ataupun di elu-elukan, namun anggaplah ia sebuah iklan, sebuah serpihan, sebuah panggilan jiwa (beuh bahasanya) yang akan menguatkan kita untuk berangkat kembali dengannya, menuju kota asal darimana ia berasal.

Kali ini aku mendapatkan gantungan kunci yang berasal dari jepang. insyaAlloh............aamiin

10 comments:

  1. kmren habis dapet ganci dari papua (miniatur koteka) :D

    *ow di jogja to skr? kuliah apa kerja? aku org jogja-pribumi..

    ReplyDelete
  2. berarti bentar lagi bakalan ke papua tuh :D
    nguli yg tak selesai2 :((
    (btw buat gambar emot kayak gitu gmn siy? katrok ni :D)

    ReplyDelete
  3. smg mbak rin bisa ke jepun.. utk mengembalikan gantungan kunci itu (Lho :D), Maksudnya supaya suatu saat bisa ke negeri sakuraaaaa... ^_^

    ReplyDelete
  4. kalau gantungan kunci dari walimahan orang, berarti akan menikah juga, dooonk? amiiin :P

    diaminkan segera ke Jepang. hheee

    ReplyDelete
  5. curcol boooo'.... *koleksi gantungan kunci walimahan*

    ReplyDelete
  6. ganci dr walimahan artinya akan segera menikah? aamiin.
    eh tp g ada urusan yg tertunda kan waktu meninggalkan tempat walimahannya, ya kali aja ada piring yg blm d cuci, jd mksd si ganci itu nyuruh balik buat selesaiin cuci piringnya :p

    ReplyDelete
  7. Aku dapet dari Korea. Hope so bisa ke sana :d

    ReplyDelete