Sunday 5 August 2018

Timun di pinggir nasi

Sayuran yang segar dan menyegarkan....

Ada yang suka, ada yang tidak.
Ada yang suka dan suka pula memakannya, ada pula yang tidak suka tapi harus memakannya.

Bagi yang suka tentunya tidak ada masalah, selain baik bagi kesehatan, juga demi menghindarkan diri dari membadzirkan makanan.

Bagi yang sebenarnya tidak suka, namun terpaksa harus memakannya demi menstabilkan makananan yang telah masuk. Katakanlah seseorang itu memakan nasi goreng kambing, dan punya riwayat darah tinggi, maka untuk menetralkan makanan tersebut, maka dimakanlah timun itu.


Bagi beberapa orang, timun hanyalah timun yang tak bermakna, tapi bagi orang lain tanpa timun hidupnya bisa jadi tak bermakna.

Jangan abaikan ia yang sekilas tak bermakna, karena bisa jadi suatu saat kau tak akan bisa hidup tanpanya….

Sunday 1 April 2018

write your dream

Mungkin tulisan semacam ini sudah sering dimuat, tapi sudah sering juga orang mengabaikannya termasuk saya.
Pada saat saya menulis di gambar di bawah ini, terus terang saja saya tidak terlalu percaya,
hanya karena saat itu penulis buku yang bernama Jamil azzaini tengah datang dalam acara yang tengah saya hadiri kala itu,
dan semacam memaksa kami untuk menuliskan apapun yang kami inginkan, yup apapun yang kami inginkan,
jadilah saya menulis ini.


Ya, saya memiliki impian sejak kecil untuk pergi ke luar negeri terutama Jepang, bukan sekedar jalan-jalan.
kalaulah hanya itu jelas mudah saja, tinggal kumpulkan uang, lalu selesai, harga tiket pesawat saat ini tidaklah semahal dahulu kala. Tapi tidak, saya ingin berangkat bukan dengan uang saya sendiri, tapi dengan sesuatu yang lebih bermakna.
Saat itu saya tulis pada akhir tahun 2013, sampai satu tahun kemudian tidak ada yang terjadi, lalu pada tahun 2015 akhirnya kesempatan itu datang. Ada program magang dosen yang dibiayai oleh universitas tempat saya bernaung. Walaupun awalnya saya sempat ingin menyerah karena program tersebut selektif dan kabarnya sudah ada yang terpilih, namun berkat dorongan teman-teman saya akhirnya sayapun mencoba untuk mendapatkan letter of acceptance untuk magang. Dalam waktu yang singkat alhamdulillah saya mendapatkannya dan berhasil terbang kesana, Yokohama tepatnya. Walaupun saya kesana tidak dalam bentuk seminar, namun saya rasa inilah wujud dari penulisan saya tersebut.

Tahun 2017, saya berharap dapat kembali ke Jepang dalam program doktoral, namun sepertinya hal itu belum tercapai di tahun ini. Tapi Allah SWT merencanakan hal lain, saya berangkat ke Taiwan dalam program magang lain yang merupakan lanjutan dari program ristekdikti. Selalu ada rencana yang lebih baik yang Ia berikan, saya selalu ingin belajar bahasa lain selain Jepang sejak dahulu, dan ini adalah hadiah kecil yang Ia berikan untuk saya.

Jadi sejauh ini dua negara sudah saya kunjungi, mungkin bagi beberapa orang hal ini mudah, tapi tidak bagi saya, everyone have their own struggle

Sembari menunggu hadiah-hadiah lain yang selalu akan Ia berikan, maka saya tuliskan tulisan ini, walau sebenarnya tulisan ini sempat tertunda sekian lamanya karena saya sempat lupa letak tulisan yang menjadi impian saya itu. Saya teringat kembali kalau saya masih punya 'hutang' untung menulis ini ketika membaca tulisan salah seorang yang diposting di blognya.

Jadi selanjutnya sayapun ingin menuliskan resolusi saya disini, semoga Allah SWT melancarkan jalannya dan semesta mendukung.aamiin.